Al Malik adalah SifatNya Dzat Allah Yang Memiliki Mutlak
sifat Merajai/Memerintah seluruh alam. Jadi yang memerintah di seluruh alam ini
walaupun ia sangat berkuasa adalah tetap mutlak milik Allah semata. Semua keuasaan
akan tunduk kepada Rabb yang mulia.
(QS. Al Mukminuun – ayat : 116) "Sesungguhnya Allah ta'ala adalah Pemilik Sifat-sifat yang tinggi
lagi Pemilik Kerajaan yang sebenarnya, Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi
dengan sebenarnya melainkan Dia. Dia-lah yang memilki Arsy yang Mulia.
Milik-Nya
seluruh alam, yang di atas (langit) dan yang dibawah (bumi), semua
adalah hamba dan sangat berhajat kepada-Nya.
Dalam Al Qur’an, kata Malik diulang sebanyak 5 kali, dua
diantaranyadirangkaikan dengan kata haq yang berarti “pasti” dan “sempurna”. Secara umum Al Malik diartikan Raja atau Penguasa, kata
Malik terdiri dari huruf Mim Laam Kaaf yang rangkaiannya mengandung makna “kekuatan” dan “Keshahihan”, ini menunjukkan bahwa Allah adalah segala kekuatan
yang ada di alam semesta ini yang shahih dan tidak dapat di ingkari lagi
kekuasaan-Nya meliputi semesta alam dan pengetahuan yang ada.
AL Malik dalam AL Qur’an menyebutnya Raja Yang Maha
Berkuasa (yang Mutlak kekuasaannya), Menurut AL Ghazali Malik adalah “yang
tidak butuh pada zat dan sifat-Nya segala yang wujud, bahkan Dia adalah yang
butuh kepada-Nya, Wujud segala sesuatu bersumbr dari pada-Nya. Maka segala
sesuatu selainnya menjadi Milik-Nya dalam zat dan sifat-Nya serta
membutuhkan-Nya. Itulah Raja Yang Mutlak.
Firman Allah dalam Surat Thaaha – ayat : 114
“Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenar-benarnya” (Q.S. At Thaaha:114)
Sudahlah jelas bahwa Allah adalah Raja Yang
sebenar-benarnya segala bentuk raja di dunia dan semsta ini adalah miliknya dan
tunduk kepada-Nya, selain merajai di dunia yang fana ini, kerajaan Allah juga
bersifat langgeng (abadi).
Di terangkan dalam Firman-Nya dalam surat Al Mu’minun :
16
“(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari
keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman) : ”Kepunyaan
siapa kerajaan pada hari ini? ”Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Mengalahkan” (Q.S. Al
Mu’minun
: 16).
Di terangkan lagi dalam surat Al Fatihah : 4
“Yang Mengusai hari Pembalasan” (Q.S.
Al Fatihah
: 4)
Dengan begitu Allah yang menguasai pengetahuan dan segala
urusan tentang hari pembalasan, yang mengusai waktu yang telah lalu dan yang
akan datang. Dunia dan seisinya dalam genggaman-Nya.
Dalam Hadits Rasulullah :
“Allah Yang Maha Mulia Lagi Agung ‘menggenggam’ bumi pada hari kemudian dan
‘melipat’ semua langit dengan ‘tangan kanan-Nya’, kemudian berseru: Aku Adalah
Malik (Raja), maka dimanakah (mereka yang mengaku) Raja?” (H.R. Bukhori).
Alasan Allah yang
menguasai Hari Kiamat :
1. Karena pada hari
itu Allah menggantikan Bumi dan Langit ini dengan bumi dan langit yang lain.
Allah menjelaskan dalam
Firman-Nya :
“(Yaitu) pada hari ketika
bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) mereka semua ( di Padang
Masyhar) berkumpul menghadap kehadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (Q.S. Ibrahim : 48).
2. Dalam kehidupan
ini, manusia juga memiliki sifat “memiliki”, dan ini akan di pertanggung
jawabkan dan segala yang dimilikinya itu akan terlepas sendirinya.
“dan benarlah Perkataan-Nya, di tangan-Nyalah segala Kekuasaan diwaktu
sasangkala ditiup” (Q.S. Al An’am :
73)
Itulah gambaran bagaimana Allah Maha Berkuasa dan Betapa
Allah Merajai Segala sesuatunya.
Pesan Sosial dan Moral :
1. Tidak terlena akan Jabatan/Tahta
Dengan sifat memiliki manusia seakan memiliki segalanya,
dengan memaknai Al Malik ini manusia harusnya sadar apabila kita sedang diatas
ada lagi yang lebih Maha Tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita
bahwa Jabatan yang kita emban adalah sebuah amanat dan akan dipertanggungjawabkan,
kekuasaan duniawi adalah fana ataupun sementara seadngkan kekuasaan Allah adalah Mutlak dan Abadi.
Rasulullah bersabda :
“Orang yang dibenci oleh Allah serta yang paling jelek besok pada hari
Kiamat adalah seorang yang menamakan dirinya dengan nama raja diraja, karena
tiada Dzat yang bersifat Raja Kecuali Allah” (H.R.
Muslim).
2. Mengendalikan Hawa Nafsu
Dengan dapatnya kita memaknai sifat Al Malik, kita tahu
bahwa yang menguasai segalanya adalah Allah semata, dengan begitu kita tahu
bahwa hawa nafsu adalah bujukan syetan yang akan hanya menjerumuskan kita
kepada hal-hal negatif dan itu merupakan contoh ketundukan kita kepada syetan.
Jadikanlah hawa nafsu menjadi pahala bagi kita dengan mengedepankan yang
halalan toyyiban, dan yang menjadi hak kita bolehlah kita nafsu terhadap itu.
3. Menjadi Hamba Yang Bersyukur
Memaknai sifat Al Malik berarti kita mengakui tentang
kekuasaan Allah di bumi dan langit, serta di dalam kedalam hati kita setiap
mahluk-Nya. Dan dengan serta merta kita harus mensyukuri segala nikmat yang
telah diberi, itu adalah hamba yang menunjukkan bahwa kiata adalah hamba yang
pintar bersyukur.
4. Mengharap Pertolongan Allah
Sebagai Yang Maha Kuasa, Allah lah yang menentukan segala
urusan yang akan kita hadapi dan telah kita hadapi, Dia lah yang mengetahui
segala pengetahuan tentang alam dan isinya serta yang tahu akan kedalaman hati
seseorang. Segala apa yang kita ikhtiarkan tergantung pada ketentuannya karena
Dia Yang Maha Kuasa, dengan mengharap pertolongan Allah berarti kita menunjukan
sikap yang menumbuhkan kekuatan bathin dalam menghadapi segala sesuatu.
Sebaliknya dengan tidak mengharapkan pertolongan dari Allah merupakan cerminan
sikap yang angkuh.
Hudjaifah ibnul Yaman, r.a Mengatakan : “Hindarilah
tempat-tempat yang penuh fitnah”, Ibnul Yaman pun ditanya, ‘tempat macam apakah
yang penuh dengan fitnah itu? Dia kemudian menjawab, ‘pintu-pintu para
penguasa. Dimana salah seorang dari kalian yang masuk kedalamnya, kemudian
membenarkan segala yang diucapkan dan yang diperbuat pemimpin itu dengan suatu
kebohongan, dan mengatakan yang bukan sebenarnya” (Hiyanatul
Auliya,I/277 dan Tahjibul Hiyah, I/206)
Dengan meyakini dan memaknai Al Malik kita mempunyai
landasan hidup yang mapan dan mantap, sehingga kebal akan bujuk rayu syetan
terhadap kita. Tidak ada yang ditakuti selain Allah karena Dia lah yang patut
untuk diminta pertolongan dan kita senantiasa takut akan ajabnya, tidak takut
akan kehilangan jabatan dan harta karena ada Yang Maha Raja dan kekuasaanya
meliputi alam semesta, karena Allah senantiasa bersama orang-orang yang selalu
mengingat-Nya.
Dari semua uraian kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
kita haru menjalani hidup ini dengan optimis seakan kita akan hidup seribu
(1000) tahun lamanya, dan menyebarkan amalan dan cinta terhadap sesama. Raihlah
kehidupan dan kesuksesan karena Allah akan melihat kesungguhan akan niat kita.
Dan ingatlah ketika telah meraih kesuksesan hidup, kita harus dapat
mengendalikan hidup ini menjadi sebuah jalan menuju Rahmat dan Ridho-Nya.
Daftar Pustaka :
※
Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Muliakanlah orangnya
¤
Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤
Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin
ya Rabbal'alamin.¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar