Ar Rahman asma Dzat Allah yang
memiliki mutlak nikmat panjang dari dunia dan akhirat. Berdasarkan pengertian ini siapa yang diterapkan ilmu dan akal mengandung iman dan Islam maka disebut
nikmat panjang. Nikmat ini langgeng dari dunia hingga akhirat. Jadi siapapun orangnya apabila ilmu dan akal dipergunakan
untuk menjalankan dan melaksanakan Iman dan Islam maka ia
dapat dikatakan memperoleh nikmat besar dari dunia dan akhirat, walaupun
orangnya itu jelek rupanya dan miskin. Apakah ada nikmat yang lebih besar
apabila dibandingkan dengan Iman dan Islam.
Pemahaman
atas asma Ar Rahmaan dan Ar Rahiim
Ar
Rahmaan dan Ar Rahim mempunyai
banyak penafsiran sehingga tidak sedikit pula yang mengalami kebingungan yang
manakah yang benar dan manakah yang paling tepat. Tidak jarang akhirnya
berpendapat semua pendapat adalah benar, atau berpendapat yang paling benar
hanyalah Allah semata
atau dengan istilah Wallohu 'alam. Apabila sudah demikian maka akan
menjadi mandek dan orang kadang menjadi cenderung tidak peduli yang penting
hanya Allah yang
paling tahu. Pemahaman kita jadi tidak berkembang. Kita akhirnya menjadi
berhenti mencari tahu hakekat sebenarnya dan tetap dalam ketidaktahuan bahkan
tetap dalam kebimbangan, makna yang manakah yang sesuai dengan yang diajarkan Allah melalui
lisan Rasul-Nya.
Yang
lebih menakutkan adalah disaat kita tidak tidak tahu dan dalam keadaan bimbang
tentu saja setan dan iblis akan merasa senang karena akan mendapatkan mangsa
baru. Ketidak tahuan dan kebimbangan hati kita dalam memahami Asma Ar Rahmaan
dan Ar
Rahiim
dapat di atasi dengan cara mempelajari secara langsung dan memahaminya dengan
benar sesuai dengan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw.
Dalam
Al
qur'an
diperintahkan untuk bertanya kepada Ahli Dzikri atau ulama. Berarti
ada perbedaan yang mengetahui dan memahami secara teori saja dengan yang
mengetahui dan memahai secara ahli dzikir langsung
dengan mengamalkannya.
Asma
Ar Rahmaan dan Ar Rahiim menjadi sangat krusial karena ia merupakan
bagian dari ayat pertama dalam Al
Qur'an
dan termasuk yang paling sering diulang dan segala sesuatu tanpanya disebut
oleh Rasulullah saw
menjadi terputus tiada berkah.
Ada
beberapa pendapat tentang Ar Rahmaan dan Ar
Rahiim
ó Sifat Dzat Allah yang
memiliki nikmat panjang dari dunia hingga akhirat dan yang memilki nikmat
pendek hanya di dunia saja.
ó Yang mengartikan
sebaliknya.
ó Yang mengartikan sebagai
Maha Kasih dan Maha Penyayang
ó Yang Maha Luas Kasih
sayangnya dan Maha Kekal kasih sayangnya
ó Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang.
Ar
Rahmaan diartikan sebagai Maha Pengasih
Pengasih
apabila dipahami sebagai Pemberian :
1).
Harus dipahami apabila Maha Pengasih maka maknanya ialah segala sesuatunya
diberi atau dikasih oleh Allah. Sesuatu yang sudah diberikan akan menjadi
milik si penerima.
Sebagai contoh bila A memberikan Kue kepada B, maka kue
tersebut menjadi milik B. Terserah pada B apakah kue itu hendak dimakan, B
mempunyai kebebasan atas kue tersebut (karena kue tersebut sudah menjadi
miliknya). A tidak dapat turut campur lagi atas kepemilikan kue tersebut dan
tidak berhak mengambil kembali apalagi dilakukan secara paksa.
Ilustrasi
di atas apabila diterapkan pada kenyataan dalam kehidupan kita bahwa dikatakan Allah memberi
nyawa sehingga manusia dapat hidup dengan adanya nyawa tersebut, semestinya Allah tidak
perlu peduli akan dipergunakan apakah nyawa itu oleh manusia, akan tetapi dalam
kenyataanya manusia diatur bagaimanakah cara menggunakan nyawa itu.
Kedua,
apabila manusia dikasih nyawa berarti nyawa menjadi milik manusia, lalu
mengapakah nyawa tersebut diambil kembali oleh-Nya dan harus dikembalikan
kepada-Nya? Kenapakah bila nyawa itu diambil tidak meminta izin dulu dahulu
kepada manusia selaku 'pemilik nyawa' (karena telah telah dikasih nyawa oleh Allah, katanya
telah di kasih kok di ambil kembali tanpa peringatan dan kenapa pula manusia
harus mempertanggung jawabkannya diakhirat kelak? Jadi bila Ar Rahmaan
diterjemahkan Maha Pengasih menjadi kurang tepat karena ada sekit kerancuan,
apakah dibenarkan bila pada Allah ada kerancuan?
Kaidah-kaidah
dalam mengasih/ atau memberi adalah :
ó Ada yang memberi/mengasih?
ó Ada yang diberi/dikasih?
ó Apa yang
diberinya/dikasihnya?
ó Dimanakah tempat
diberinya/dikasihnya?
ó Kapankah waktu
diberikannya/dikasihnya?
ó Siapakah saksi untuk
kejadian mengasih itu?
ó Bagaimanakah ucapan/ikrar
dari yang mengasih kepada yang dikasih, bagaimana tepatnya?
ó Bila Allah dikatakan
sebagai yang mengasih, Bukankah sudah dikasih pada kita dan menjadi milik kita
mengapa pulakah Dia mengambilnya kembali?
ó Kenapakah harus ada
pertanggung jawaban di akhirat kelak atas barang yang dikasih tersebut?
Banyak
lagi pertanyaan-pertanyaan yang harus diselesaikan apabila dipergunakan Maha
Pengasih sebagai terjemahan Ar Rahmaan. Sehingga kadang orang langsung
berkata pusing dan tidak usah dipikirkan, pokoknya begini. Yang berakhir
kepada taklid buta bukanya berdasarkan pemahaman yang sempurna. Bukankah Al
Qur'an memerintahkan kita untuk memahaminya? Bagaimana akan benar dikatakan
ibadah ke Allah apabila
tidak diketahui, rancu, bingung dan sesat dalam pemahamannya?
Akan
lain halnya apabila mengatakan Ar Rahmaan berarti yang memiliki nikmat
panjang/besar dari dunia hingga akhirat. Semua adalah milik Allah maka kita
diwajibkan ibadah kepadaNya dengan sebenar-benarnya ibadah. Apabila ibadahnya
sesuai dengan kaidah Iman dan Islam maka
tergolong dalam yang menjadaptkan sifat Ar Rahmaan yaitu sebagai pewaris
nikmat panjang dari dunia hingga akhirat kelak.
2.
Pengasih apabila diartikan sebagai Perasaan sayang atau perasaan cinta.
Bila
seseorang meng-kasihi seseorang atau sesuatu maka Ia akan melakukan apa saja
bahkan memberikan apa saja untuk orang yang dikasihinya. Apabila dikatakan
bahwa Allah itu maha
pengasih (tiada bandingannya dalam mengkasihi manusia) mengapakah pula harus
ada siksa di dunia dan akhirat? mengapakah harus ada susah dan sedih, repot dan
gembira? Biasanya bila kita mengasihi sesuatu maka kita tidak ingin yang kita
kasihi itu disiksa bukan? sementara di Al
Qur'an
jelas jelas diterangkan siksa neraka itu bagaimana dasyat dan pedihnya.
Mengapakah Allah tega
untuk menyiksa manusia sementara Dia yang dikatakan Maha Pengasih dari semua
yang Pengasih? Apakah layak sesuatu disebut pengasih akan tetapi sebenarnya
merupakan penghukum atau penyiksa?
Biasanya
orang berargumentasi bahwa selain Maha Pengasih juga Maha Adil, itulah yang
menyebabkan adanya hari pembalasan yang adil diakhirat kelak.
Hal inipun memunculkan suatu pertanyaan lain manakah yang lebih kuat perasaan
Maha Kasihnya atau Maha Adilnya? karena memberikan kelebihan sesuatu atas
sesuatu sudah tidak mencerminkan sifat adil. Apabila dikatakan seimbang kadar
kasih dan adilnya akan memunculkan pula pemikiran-pemikiran lainnya sehingga
sifat kasihnya akan tertelan oleh sifat adil baik secara samar maupun nyata.
Pada umumnya orang memakai Maha Pengasih sebagai terjemahan kata Ar Rahmaan.
3. Ar Rahmaan apabila dipahami sebagai asma Dzat yang memiliki nikmat panjang atau besar dari dunia hingga akhirat dan Ar Rahiim sebagai asma Dzat yang memiliki nikmat pendek sebatas di dunia saja.
Tentu
banyak yang bertanya-tanya mengapakah diartikan sebagai pemilik nikmat panjang
dari dunia hingga akhirat? Banyak sekali alasannya di antara adalah :
ó Penjelasan dengan Al
Qur'an sendiri. Al Qur'an menjelaskan dirinya sendiri dengan keindahan serta
keagungan ayat-ayatnya.
ó Penjelasan melalui hikmah
penamaan surat dalam Al Qur'an. Bahwa nama-nama surat dalam Al Qur'an mempunyai
hikmah yang sangat banyak dan hanya dapat kita selami apabila kita benar-benar
ditaqdirkan untuk memahaminya.
ó Penyebutan asma Allah yang
dikombinasikan dengan nama yang lainnya dalam Al Qur'an tentu mempunyai makna,
hikmah dan penjelasan yang bermanfaat dalam menjalani Iman dan Islam.
contoh : Ar Rahmaan dan Ar Rohiim akan mempunyai makna sir/rahasia
yang berbeda dengan Ar Rahmaan dan Ar Rosyiid, dsb.
ó Hikmah dan pelajaran bagi ulil albab dalam Al
Qur'an sangat banyak semakin ditafakuri dan semakin di-imani semakin banyak
pula penjelasan yang didapat apalagi apabila di akhir diayat tersebut sebutkan
komposisi asma Alloh yang tertentu maka akan memiliki hikmah, makna dan
penjelasan bagi ulil albab atau bagi
kaum yang mau bertafakkur.
Pemahaman
asma atau asma Ar Rahmaan
Dalam
asma Ar Rahmaan ada 4 hal yang menjadi indikator bahwa sesuatu dapat
digolongkan menteladani Ar Rahmaan atau tidak yaitu :
ó 1). Ilmu
ó 2). Akal
ó 3). Iman
ó 4). Islam
Dalam
pemaknaan Ar Rahmaan adalah sebuah nama/asma kepada Dzat yang memiliki
nikmat panjang atau nikmat besar. Sementara nikmat besar atau nikmat pajang
adalah siapa saja yang diterapan ilmu dan akal dipergunakan untuk mengamalkan
iman dan islam maka termasuk nikmat panjang atau nikmat besar langgeng/ abadi
dari dunia hingga akhirat Dengan menggunakan 4 unsur di atas diketahui
pula bahwa Ar Rahiim adalah sebuah nama/asma kepada Dzat yang memiliki
nikmat pendek atau nikmat kecil yang hanya sebatas kehidupan di dunia saja.
Ciri nikmat kecil atau nikmat pendek adalah siapa saja yang diterapan ilmu dan
akal akan tetapi ilmu dan akalnya tidak dipergunakan untuk mengamalkan iman dan
islam, jadi kesenangannya hanya sebatas di dunia saja.
Dengan
pemaknaan Ar Rahmaan dan Ar Rahiim seperti di atas maka sangat
jelaslah kontras mana-mana yang mendapatkan nikmat panjang/ besar dan mana-mana
yang mendapatkan nikmat kecil. Oleh karena itu dalam Bismillaahir rohmaanir
rohiim benar bila dikatakan merupakan inti dari Al-Quran, sebab seharusnya
hanya dengan Bismillaahir rohmaanir rohiim dapat menjelaskan secara global dan
jelas dari kehidupan dunia hingga akhirat.
Ar
Rahman ini memegang peranan yang sangat besar dalam usaha manusia mencapai ma'rifat yang
sebenarnya kepada Allah SWT, oleh karenanya disarankan seorang muslim yang
ingin menyempurnakan iman dan islamnya sebaiknya
memahami dengan mendalami serta mengamalkan apa-apa yang dimaksud dalam Asma'ul
Husna
ini.
Penerangan
:
Asma
Allah ta'ala yang penting setelah nama Allah adalah Ar Rahmaan dan Ar Rahiim,
akan tetapi banyaknya perbedaan pendapat dalam menafsirkannya sehingga dianggap
dapat membahayakan akidah, karena apabila memahami Bismillaahirrohmaanirrohiim kurang tepat apalagi bila
memahami yang lain. Oleh karena itu ada baiknya apabila dilihat masing-masing
kekhususannya.
ó QS Ar Rahmaan : 1 dan
2 ; Ar Rahmaan ; yang mengajarkan (yang mengilmukan) Al
Qur'an.
Dari arti di atas sangatlah jelas bahwa Ar Rahmaan yang mengilmukan atau
mengajarkan Al Qur'an sementara kita mengetahui bahwa Al
Qur'an
meliputi seluruh aspek dari dunia hingga akhirat jadi
dapat disimpulkan bahwa Ar Rahmaan itu adalah pemilik nikmat besar dan panjang
dari dunia hingga akhirat. Sangat
jelas disini tidak di sebutkan Ar
Rahiim
karena Ar Rohiim adalah Dzat Allah yang mutlak memiliki nikmat pendek hanya
sebatas di dunia saja. Oleh karena itu dalam menerangkan akherat atau keabadian
serta tentang ibadah yang dipergunakan adalah asma Ar Rahmaan bukannya Ar
Rahiim.
Al
qur'an
penuh muzizat dalam menerangkan dirinya sendiri, lalu mengapakah kita tidak
bisa mengambil hikmah darinya?
ó Asma atau nama Ar Rahmaan
ini juga ditekankan secara khusus di dalam Al
Qur'an
surat Al Israa surat ke
17 ayat 110, ditekankan nama Ar Rahmaan adalah termasuk Asma'ul
Husna
yang disarankan secara khusus untuk diseru, mempergunakannya, mempelajari dan
mengamalkannya.
ó Asma Ar Rahmaan ini
dipergunakan oleh Allah swt dengan dipergunakannya sebagai nama surat di Al
Qur'an
yang ke 55, sementara Ar Rahiim tidak dipergunakan sebagai nama surat dalam Al
Qur'an.
Terlihat bahwa ini merupakan suatu ke khususan asma Ar Rahmaan dibandingkan Ar
Rahiim. Pasti ada hikmah yang sangat mendalam mengapakah Ar
Rahmaan
dipergunakan sebagai nama surat sementara Ar
Rahiim
tidak.
ó Ada pembelajaran bahwa
pada zaman jahiliyyah orang-orang musyrikpun sudah
mengenal nama-nama Tuhan seperti Ar Rohiim dan lain sebagainya, akan tetapi
mereka belum mengetahui atau belum pernah mendengar nama Allah swt Ar
Rahmaan, sehingga mereka memperolok Rasululloh saw yang
mulia pada saat berdoa menggunakan Asma ul Husna Ar
Rahmaan,
sehingga Allah swt ta'ala,
menurunkan wahyu surat Al Isra ayat 110.
ó Banyak ayat Al
Qur'an
yang bila dilihat secara keseluruhan bahwa perintah beribadah, bersujud,
berzikir di kaitkan dengan asma Ar Rahmaan, dan sangat jarang dengan asma Ar
Rahiim.
ó Menurut Al
Ghazali
dalam Al Maqshad
al A'la,
Asma Ar Rahmaan tidak dapat dipergunakan kepada manusia karena ke khususannya
sementara asma Ar Rahiim dipergunakan untuk manusia. Ada beberapa
ulama lama sesudahnya yang berusaha melemahkan pendapat Imam Al
Ghazali
dengan berbagai alasan yang 'nampak' masuk akal tetapi sebenarnya adalah
berdasarkan anggapan-anggapan yang disusupkan oleh orang-orang yang dengki
kepada Islam. Pendapat Imam Al
Ghazalipun
semakna dengan Imam Al Qusyairi.
ó Berdasarkan hadits Abu
Dawud dan At Tirmidzi, " Aku adalah Ar Rahmaan, aku menciptakan Ar
Rahiim....
(bila diresapi semakin terasa akan kekhususan, keglobal-an dan kebesaran serta
keistimewaan asma Ar Rahmaan sehingga asma Ar
Rahiim
adalah hasil dari penciptaan Ar Rahmaan. Berdasarkan hal hadis ini asma Ar
Rahmaan lebih dahulu di bandingkan dengan asma Ar Rahiim, sehingga sewajarnya
sajalah bila cakupan himah dan makna yang tersembunyinyapun akan berbeda.
ó Abu Hurairah meriwayatkan
bahwa Rosululloh Saw bersabda, " Allah ta'ala
memiliki seratus bagian rahmat. Hanya satu bagian yang dicurahkanNya kepada
alam semesta, dibagikanNya kepada seluruh mahlukNya. Rasa kasih sayang (Ar
Rahiim) yang ada pada mahlukNya di antara sesama berasal dari bagian itu.
Adapun 99 bagian lainnya disimpaNya untuk hari akhirat ketika Dia akan
memberikan kepada orang yang beriman." Jadi jelaslah rahmat terbesar ada
diakherat, sehingga Ar Rahmaan adalah Dzat yang memiliki Mutlak Nikmat panjang
atau besar dari dunia hingga di akherat.
Akar
kata Ar Rahmaan :
Ar
Rahmaan apabila di bagi dalam tulisan Arab menajadi Alif Lam Ra Ha Mim Nun, Ke
enam huruf Hijaiyyah ini
apabila kita teliti dalam Al
Qur'an
merupakan Ismun Jami', yaitu Alif Lam Ra, Ha Mim dan Nun.
Ar
Rahmaan adalah sejenis ism 'alam, karena tidak ada yang menyandang sifat
itu selain Allah ta'ala.
Mengapakah kita bersikeras memahami bahwa Ar Rahmaan hanya 'pengasih di dunia
saja'? Lalu bagaimana di akherat? Begitu banyak penjelasan dari Al Qur'an yang
begitu jelas, mengapakah hati kita susah menerimanya? Bila dikatakan Iman
kepada Kitab-Kibat Allah ta'ala tentu akan segera mengimani bahwa Ar Rahmaan
adalah yang memiliki nikmat besar dari dunia hingga akhirat. Rahmat, Nikmat,
karunia yang terkandung dalam asma Ar Rahmaan itu pasti mencakup, meliputi dari
dunia hingga akhirat. (lihat hikmah, rahasia pemahaman asma Ar Rahmaan dalam Al
Qur'an).
Ar
Rahmaan ini tidak mempunyai akar kata dalam bahasa
Arab,
dan dianggap baru oleh kaum musyrikin. Dengan
alasan :
1).
QS Al Furqaan : 60, " Dan apabila diperintahkan kepada mereka,
'Sujudlah kepada Ar Rahmaan', mereka akan bertanya, 'Siapakah Ar
Rahmaan itu? Apakah kami bersujud kepada sesuatu yang engkau perintahkan
kepada kami?'. Perintah ini menambah mereka menjauh dari keimanan". Hikmah
dan keagunan Al Qur'an menggunakan kata atau asma Ar Rahmaan tentu bukannya
tidak ada maksud yang ditujukan kepada kaum yang berakal dan kaun yang memahami
serta mentadaburi hikmah rahasia yang tersembunyi.
2).
Ketika Terjadi perjanjian Hudaibiyah, orang musyrik tidak mengerti kata Rahmaan
sementara Ar Rohiim telah diketahui artinya oleh mereka. (Semakin menambah
bukti keistimewaan Asma Ar Rahmaan, bahwa asama Ar Rahmaan ini tidak diketahui
oleh orang musyrik seperti halnya Ilmu akan Iman dan Islam belum atau tidak
dipahami oleh orang-orang yang musryik, oleh karena itu sebaiknyalah kita
menghisab diri segera kembali kepada Alloh Ar Rahmaan dengan sebenar-benarnya
pemahaman).
3).
Asma Ar Rahmaan dianggap asma baru bagi kaum musyrikin, tentu saja membawa
makna yang sangat khusus sehingga diharapkan bagi yang memahami serta
mengamalkan asma ini tidak digolongkan kepada kaum musyrik.
Akan tetapi asma Ar Rahmaan ini bagi Maryaam, Nabi Ibrahim dan seluruh Nabi dan Rosul bukan merupakan hal yang baru, hal ini dapat dilihat dalam penjelasan Ar Rahmaan dalam Al Qur'an.
Ar
Rahmaan dalam Al Qur'an :
Kata
Ar Rahmaan di dalam Al Qur'an terdapat sebanyak 57 kali dan menjadi nama
surat dalam Al Qur'an yang ke 55.
1). Al Fatihah 1 : 1
2). Al Fatihah 1 : 3
3). Al Baqoroh 2 :
163
4). Al Isra 17 :
110
5). Ar Rahmaan : 1
6). Ar Rad
13 :30
7). Maryam 19 : 18
8). Maryam 19 : 26
9). Maryam 19 : 44
10). Maryam 19 : 45
11). Maryam 19 : 58
12). Maryam 19 : 61
13). Maryam 19 : 69
14). Maryam 19 : 75
15). Maryam 19 : 78
16). Maryam 19 : 85
17). Maryam 19 : 87
18). Maryam 19 : 88
19). Maryam 19 : 91
20). Maryam 19 : 92
21). Maryam 19 : 93
22). Maryam 19 : 96
23). Thahaa 20 :
5
24). Thahaa 20 :
90
25). Thahaa 20 :
108
26). Thahaa 20 :
109
27). Al Anbiya 21 :
26
28). Al Anbiya 21 :
36
29). Al Anbiya 21 :
42
30). Al anbiya 21 :
112
31). Al Furqaan 25 :
26
32). Al Furqaan 25 :
59
33). Al Furqaan 25 :
60
34). Al Furqaan 25 :
63
35). Asy Syu’araa 26 :
5
36). An Naml 27 :
30
37). Yasiin 36 :
11
38). Yasiin 36 :
15
39). Yasiin 36 :
23
40). Yasiin 36 :
52
41). Fushshilat 42 :
2
42). Az Zukhruf 43 :
17
43). Az Zukhruf 43 :
19
44). Az Zukhruf 43 :
20
45). Az Zukhruf 43 :
33
46). Az Zukhruf 43 :
36
47). Az Zukhruf 43 :
45
48). Az Zukhruf 43 :
81
49). Qaaf 50 :
33
50). Ar Rahmaan 55 : 1
51). Al Hasyr 59 :
22
52). Al Mulk 67 :
3
53). Al Mulk 67 :
19
54). Al Mulk 67 :
20
55) Al Mulk 67: 29
56). An Naba’ 78 :
37
57). An Naba’ 78 :
38
Perbedaan
Asma Ar Rahmaan dan Ar Rahiim :
1).
Ar Rahmaan adalah isim 'alam, tiada yang dapat menyandang nama tersebut selain
Alloh ta'ala sendiri. Sehingga dapat dipahami bahwa ruang lingkup asma ini
sangat luas dan besar serta waktu yang sangat panjang mencakup kehidupan dari
dari dunia hingga kehidupan di akhirat. Sedangkan asma Ar Rahiim dapat
ditujukan kepada Allah dan kepada selainnya, sementara diketahui
selain Allah akan hancur,
binasa dan hanya sebatas di dunia saja tidak mencakup ke akhirat kelak.
Jadi asma Ar Rahiim ini dengan halus Alloh mengatakan bahwa Dia-lah pemilik
nikmat pendek yang hanya terbatas di dunia saja.
2).
Ar Rahmaan adalah Asma Dzat Alloh yang memiliki nikmat pajang dari dunia hingga
akhirat sementara
Ar
Rahiim
adalah asma Dzat Allah yang memiliki nikmat pendek sebatas kehidupan didunia
saja.
3).
Isim atau nama Ar Rahmaan terdiri dari gabungan Ismul jami' yaitu
Aliif Laam Raa, Haa Miim, dan Nuun, sementara Ism Ar Rahiim, Aliif Laam Raa,
Haa kemudian terputus dengan huruf yaa dan miim. Bagi yang mendalami ilmu
hikmah, ilmu alat serta rahasia huruf dan terbuka cahaya pemahamannya akan Ilmu
Allah pasti tidak akan memandang remeh dari rahasia hurufnya ini.
4).
Dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa yang diibadahi, yang
berkuasa diakhirat, yang bersemayam di atas Arsy, yang
memegang teguh perjanjian, yang tiada dapat berkata-kata sesuatupun
dihadapannya menggunakan asma Ar Rahmaan. Sementara asma Ar
Rahiim
dalam Al Qur'an banyak menjelaskan suatu kondisi yang
dianggap salah oleh Al Qur'an kemudian dia bertobat atau berubah menjadi
lebih baik. Kondisi melakukan kesalahan adalah nikmat kecil tidak akan langgeng
nikmatnya hingga akhirat. Oleh karena itu hikmah dalam Al Qur'an dipergunakan
asma Ar Rahiim
5).
Ar Rahmaan di dalam ayat Al Qur'an disebutkan bahwa 'Ar Rohmaanu alal arsy
istawaa'
6).
Dalam Al
Quran
bahwa ta'awudz itu dengan lafadz Audzu billaahi..... dan dalam Surat
Maryaam (18:19).... Audzu bir rohmaan minka...... sehingga silahkan
ditafakuri lafadz Alloh ta'ala diajarkan oleh Al Qur'an dapat di subtitusikan
dengan Asma Ar Rahmaan sementara nama Ar Rohiim tidak diajarkan atau dianjurkan
dalam Al Qur'an
7).
Sebenarnya walau satu ayat saja dari Al Qur'an adalah memadai untuk dijadikan
sebagai hujjah, jadi
tinggal keimanan kita saja untuk berserah diri kepada Alloh ta'ala
Ismul
'Adham :
Ismul
'Adham adalah nama-nama Alloh yang agung. Semua asma Alloh ta'ala sama agungnya
dan sama mulianya, akan tetapi masing-masing asma mempunyai :
1).
Kekhususan dalam makna dan arti,
2).
Ke-khusus-an dalam hikmah,
3).
Ke-khusus-an dalam rahasia serta rahasia dari rahasia,
4).
Ke-khusus-an dalam penerapan dan pengamal-an,
5).
Ke-khusus-an dalam menteladaninya.
Para
sahabat Nabi Muhammad SAW sependapat bahwa asma Ar Rahmaan termasuk
di antara Ismul 'Adham, dimana diharapkan berdoa dan beramal dengan menggunakan
asma Ar Rahmaan. (contoh : Bismillaahirrohmmaanirrohiim dalam setiap niat,
ucapan, perbuatan dan tindakan).
Marilah
kita bersama-sama saling mendoakan kepada keselamatan dan keRidhoan Allah
SWT
dengan menpergunakan Asma ul Husna Ar
Rahmaan. Yaa Rahmaanu, yaa Rohmaanu, yaa Rahmaanu Jalla Jalaluhu.
Referensi
:
ó Departemen Agama Republik
Indonesia -- Al-Qur'an dan Terjemahannya.
ó Ahmad Hatta, Tafsir Qur'an
Per Kata, Jakarta, Magfirah Pustaka
ó Al Ghazali, Asma'ul Husna
Prespektif Al Ghazali, Bandung, Pustaka Setia
ó Al Qusyairi, Rahasia
dibalik Nama-nama Indah Allah
ó Amilin Abdul Jabbar,
Penerangan
ó Ibnu Arabi, Isyarat Ilahi,
Tafsir Juz Amma, Mizan
ó 2008, Fushush Hikam,
Jakarta, Bias Ilmu
ó Ibnu Atha'illah
Asyakandari, Lathaif Minan, Jakarta, Serambi
ó Mengapa Harus Berserah,
Jakarta, Serambi
ó Zikir Penentram Hati,
Jakarta, Serambi
ó óHikam,
Jakarta, Serambi
ó Imam Jalaludin Asy
Suyuthi, Samudera Ulumul Qur'an (Al Itqan fi Ulumil Qur'an), Surabaya, Bina
Ilmu
ó Imam Syafi'i, Tafsir Imam
Syafi'i
ó Ja'far Subhani, 2005,
Ensiklopedia Asma'ul Husna, Jakarta, Misbah
ó Said bin Ali bin Wahf al Qahthani,
Syarh Asma'ul Husna, Tanpa kota, Pustaka Imam Syafi'i
ó Tim Az Zahra,2006,Zikir
101 Asmaul Husna, Jakarta, Az Zahra
※
Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Muliakanlah orangnya
¤
Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤
Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin
ya Rabbal'alamin.¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar